Pria bernama Rasmus Paludan itu melakukan aksi pembakaran Al Quran dalam demo di luar Kedutaan Turki di Stockholm, Swedia, pada Sabtu (21/1/2023). Aksinya itu mendapatkan protes serta kritik tajam dari berbagai belahan dunia.
Dikelilingi oleh polisi, Paludan membakar Al Quran dengan korek api. Bagi Rasmus Paludan, aksi tersebut merupakan kebebasan dalam berekspresi.
Gereja Armenia (Armenian Patriarchate) di Turki mengutuk pembakaran salinan Alquran oleh seorang politikus sayap kanan Swedia-Denmark di Stockholm.
Dilansir di Anadolu Agency, Senin (23/1/2023), insiden itu menimbulkan kemarahan yang mendalam bagi umat Islam. Gereja Armenia dalam sebuah pernyataan di media sosial mengatakan perbuatan keji tersebut tidak hanya menyinggung perasaan keagamaan umat Islam. Perbuatan itu juga seolah menjadi gerakan yang bertujuan menimbulkan rasa permusuhan di antara pemeluk agama yang berbeda.
“Pastinya gerakan ini, yang tidak sesuai dengan demokrasi, kebebasan, dan hak asasi manusia, tidak akan diterima oleh mereka yang memiliki perasaan yang sama,” tulis pernyataan tersebut.
|Baca Juga: Usai dikabarkan Resmi Pensiun, Greysia Polii Kini Umumkan Kabar Kehamilan
Salah seorang pejabat Gereja Armenia, Sahak Mashalian, secara khusus menyesali tindakan yang dilakukan politikus Swedia itu dan mengutuk tindakan tersebut. Kecaman tersebut juga selaras datangnya dari Majelis Spiritual Gereja, pendeta, dewan yayasan, dan komunitas Armenia Turki.
Menurutnya, dunia saat ini sedang membutuhkan cinta serta perdamaian karena dunia sedang berjuang dengan banyak masalah. “Kami mengingatkan akan lebih baik bagi orang-orang menahan diri dari tindakan yang akan menambah masalah (yang sudah ada) di dunia. Dunia kita, terlepas dari agama, bahasa, dan ras, butuh lingkungan yang damai,” ujarnya.
Pernyataan oleh Gereja Armenia Turki datang setelah Rasmus Paludan, pemimpin sayap kanan Swedia-Denmark Stram Kurs (Garis Keras) diberikan izin oleh pemerintah Swedia untuk membakar Alquran di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada Sabtu lalu.
Menanggapi izin Swedia, Turki membatalkan kunjungan mendatang Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson ke Turki. Kementerian Luar Negeri Turki pada Jumat memanggil Duta Besar Swedia untuk Ankara Staffan Herrstrom, yang diberi tahu Turki mengutuk keras tindakan provokatif tersebut.
“Tindakan itu jelas merupakan kejahatan rasial, bahwa sikap Swedia tidak dapat diterima, bahwa Ankara mengharapkan tindakan tersebut tidak diizinkan, dan penghinaan terhadap nilai-nilai sakral tidak dapat dipertahankan dengan kedok hak-hak demokrasi,” ujarnya.
Tak hanya membakar Al Quran sekali saja, Rasmus Paludan sudah beberapa kali menggelar acara pembakaran Al-Quran.
Aksinya tersebut tentu saja berujung pada protes tandingan yang ditandai dengan aksi kekerasan dan pembakaran mobil.
Bahkan tahun lalu di bulan April selama Ramadhan, Paludan mengumumkan akan melakukan ‘tur pembakaran Alquran’ dan mulai membakar kitab suci di tempat-tempat yang mayoritas penduduknya adalah Muslim.
Pekan lalu, dia membakar patung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Stockholm.
Dalam izin yang diperolehnya dari polisi, dikatakan bahwa protesnya dilakukan terhadap Islam dan apa yang disebut upaya Presiden Turki Tayyip Erdogan untuk mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.
Aksi Rasmud Paludan mendapat kecaman banyak pihak termasuk, para petinggi pemerintahan.
“Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami, Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima”, kata kementerian luar negeri Turki, dikutip dari Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melampiaskan kemarahan atas kegagalan otoritas Swedia untuk melarang protes tersebut.
“Itu tindakan rasis, bukan tentang kebebasan berekspresi,” katanya.
Beberapa negara Arab termasuk Arab Saudi, Yordania dan Kuwait juga mengecam pembakaran Al Quran. “Arab Saudi menyerukan untuk menyebarkan nilai-nilai dialog, toleransi, dan hidup berdampingan, serta menolak kebencian dan ekstremisme”.kata kementerian luar negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.
Pingback: Terjadi Lagi Aksi Perobekan dan Pembakaran Alquran » Media Tangerang