Bank Dunia memprediksi pertumbuhan perekonomian Indonesia cuma 4,8 persen secara tahunan tahun ini. Prediksi tersebut mengalami penyusutan 0,5 persen dibandingkan perkiraan Bank Dunia pada Juni 2022 yang sebesar 5,3 persen.
“Di Indonesia, PDB diproyeksikan tumbuh rata-rata sebesar 4,9 persen pada 2022-2024, hanya sedikit lebih lambat dibandingkan 2022 yang mencerminkan pelemahan, tetapi tetap kuatnya pengeluaran dari sektor privat/swasta,” tulis Bank Dunia laporan Global Economic Prospect edisi Januari, yang dikutip IDN Times, Rabu (11/1/2023).
Meskipun begitu, Bank Dunia optimis bahwa perekonomian Indonesia tetap solid tahun ini. Hal itu disebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini yang tidak lebih parah dibandingkan kawasan lain seperti China (4,8 persen) dan Thailand (3,6 persen).
|Baca Juga: Hugo Lloris Pensiun dari Timnas Prancis, Siapa Penggantinya?
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Filipina, dan Vietnam juga diperkirakan mengalami perlambatan akibat ekspor ke pasar-pasar utama yang melambat.
Pertumbuhan ekonomi di Malaysia diperkirakan 4,0 persen, Filipina sebesar 5,4 persen, dan Vietnam 6,3 persen.
Selain itu, Bank Dunia juga melaporkan kepercayaan bisnis pun bakal tetap solid seiring dengan pemulihan ekonomi yang kuat. Hal itu juga didukung oleh latar belakang fundamental ekonomi makro yang sehat dan reformasi struktural, termasuk dalam kebijakan dan administrasi perpajakan.
“Berbagai proyeksi ini dilatarbelakangi pada beberapa risiko penurunan, termasuk kemungkinan gangguan baru terkait pandemik, tekanan sektor real estat yang lebih berkepanjangan di China, dan pengetatan kondisi keuangan global yang lebih tajam,” sebut Bank Dunia.
Di sisi lain, faktor pelemahan ekonomi global juga menyebabkan kinerja ekonomi dunia ikut melambat. Hal tersebut semakin diperparah dengan perubahan iklim yang kian masif.
Berlanjutnya perang Ukraina dan Rusia juga masih menyebabkan tensi geopolitik meningkat. “Faktor ini dapat semakin mengurangi kepercayaan bisnis dan konsumen secara global dan menyebabkan perlambatan yang lebih tajam daripada yang diproyeksikan dalam pertumbuhan ekspor kawasan,” tulis Bank Dunia.
Pingback: Omicron XBB 1.5 Menjadi Pemicu Covid-19 di AS Melonjak? » Media Tangerang